Posted by : Unknown Minggu, 12 Oktober 2014


PENTINGNYA KE-IKHLASAN Dalam Ibadah

ilmu iklhas dalam ibadah
source : http://s3.amazonaws.com/
Yogyakarta-Selamat malam saudara-saudaraku sekalian, semoga semuanya dalam keadaan sehat tidak kurang sedikitpun termasuk uang..wehehehehe….oke kali ini saya ingin menjelaskan atau berbagi ilmu sedikit tentang pentingnya ke-ikhlasan dalam setiap ibadah. Jika dilihat dari segi arti etimologi “ikhlas” adalah pasrah atau tulus. Lebih jauh jika dilihat secara terminologinya ikhlas berarti melakukan amalan-amalan kebaikan hanya mengharapkan rido/balasan dari Tuhan. Intinya ikhlas jika disamakan dengan manusia, maka “kepala” manusia itulah posisi ikhlas. Adapun tangan, kaki, telinga, mata, hidung, mulut, semuanya hanya paktor pendukung saja. Artinya, manusia tidak bisa hidup tanpa kepala. Terbukti, manusia masih bisa hidup tanpa, tangan, kaki, telinga, mata, hidung, dan mulut.  Akan tetapi, jika ada manusia hidup tanpa kepala, maka penulis yang lebih dulu lari..heheh

Sama dengan ibadah yang kita kerjakan, tanpa ke-ikhlasan semuanya akan menjadi sia-sia. Bahkan jangankan pahala yang diharapkan malah dosa yang didapat, karena memakai pakaian Tuhan. Iya orang yang melakukan ibadah karena riya, itu artinya dia telah memakai pakaian Tuhan. Karena riya adalah sifat Tuhan yang tidak boleh dipakai oleh hambanya. 

Imam al-Gazali pernah menjelaskan dalam buku fenomenalnya yang berjudul “ihya’ ulumuddin”. Ia bercerita tentang seorang ahli ibadah dari kaum Bani Israil. Di mana suatu hari, datang seseorang mengadu kepada ahli ibadah ini, bahwa ada sekelompok manusia yang menyembah pohon, bukan menyembah Allah. Sesaat setelah mendengar cerita tersebut, si ahli ibadah langsung naik pitam. Kemudian dia ambil kampaknya lalu berjalan menuju tempat orang menyembah pohon, dengan tujuan untuk menebangnya. Di tengah jalan ketemu sama iblis yang menyamar menjadi rupa seorang tua. Hingga akhirnya terjadi percakapan di antara mereka.” Mau kemana kamu hai pemuda”, Tanya iblis. “Aku mau menebang pohon yang dijadikan orang sebagai Tuhan” jawab si pemuda dengan penuh semangat dan marah. Lalu “apa perlunya kamu dengan itu, bahkan kamu rela meninggalkan ibadahmu” sahut iblis. “ini juga ibadah” jawabnya.

Akhirnya terjadilah percekcokan di antara keduanya, hingga terjadi perkelahian yang dimenangkan oleh pemuda tersebut. Namun akhirnya iblis menawarkan kesepakatan bahwa Ia berjanji akan memberikan uang yang cukup banyak kepada pemuda tersebut asalkan Ia tidak jadi pergi menebang pohon yang dijadikan orang sebagai Tuhan. Tentunya, kesepakatan ini dengan proses panjang, bahkan sempat terjadi dua kali perkelahian. Namun berkat kepintaran iblis, ia bisa meyakinkan pemuda tersebut dengan iming-iming “sedekah”. Maksudnya ia menjelaskan kepada pemuda tersebut jika ia telah memberikan uang, tentu ia akan bisa beribadah melalui sedekah.

Caranya, di mana setiap selesai ibadah salat, iblis menjamin pasti di bawah sejadah ada uang yang cukup banyak. Sehari dua hari berlalu, apa yang dijanjikan iblis memang jadi kenyataan. “Enak Tenannnnn” mungkin itu yang ada dipikiran pemuda tersebut, karena tanpa banyak kerja, tapi bisa menghasilkan uang yang lumayan banyak. Timbul permasalahan tepatnya di hari ke-tiga, seperti biasa selesai salat buka sejadah, alangkah kagetnya ia karena uang yang ia harapkan sudah tidak ada lagi. Kemudian, ia kembali mengambil kampaknya benar-benar ingin menebang pohon tadi. Tepat di tengah jalan, ketemu lagi sama iblis yang menyerupai orang tua, sambil bertanya “kamu mau ke mana hai pemuda”. “aku mau menebang kembali pohon yang orang jadikan sebagai Tuhan”. Singkat cerita terjadi perkelahian, di mana perkelahian tersebut dimangkan oleh iblis. Merasa lebih kuat, lebih muda, ia penasaran kenapa bisa kalah, lalu bertanya kepada iblis. “kenapa saya kalah” “begini, pertama tujuan kamu menebang pohon, benar-benar ikhlas karena Tuhan, untuk itu saya kalah. Kali ini tujuan kamu sudah beda, yaitu karena uang, makanya kamu kalah” jawab iblis merasa puas karena sudah berhasil menggoda manusia apalagi seorang ahli ibadah.


  Sorowajan, 13 October 2014 
Ahmad Sainul Nst


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KAJIAN ILMIAH - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -